Monday, September 22, 2014

INDAHNYA BERBAGI

Kedemawanan menumbuhkan persaudaraan, sedangkan kekikiran menimbulkan sifat iri dan kedengkian. Dengan berbagi akan menumbuhkan kepuasan batin tersendiri bagi kita penyumbang. Sedekah bukan hanya berupa harta, tersenyum saat berpapasan dengan sesama orang islam juga merupakan sedekah. Namun, kadang kala bibir untuk tersenyum pun sulit untuk digerakkan, padahal betapa mudahnya mencari pahala.
Pelit memang sifat dasar manusia, kenapa begitu? sifat was-was dari setan yang selalu membisikkan kepada kita untuk takut kekurangan, takut berkurangnya harta jika dikasihkan kepada orang-orang di sekitarnya. Ingat, harta pada hakikatnya merupakan sebuah ujian dan cobaan, apakah seseorang bersyukur karenanya ataukan dia menjadi tamak dan ingkar karenanya, termasuk ke dalam golongan manakah kita?
Khayalan tingkat tinggi adalah penyebab utama sulitnya bersedekah atau bersikap dermawan. Terlalu panjang angan-angan untuk masa depan merupakan penghambat terbesar keinginan manusia untuk berbagi. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di hari-hari mendatang, oleh karena itu pikirkanlah apa yang kita hadapi saat ini.
Panjang angan-angan adalah penyakit hati yang harus diobati dengan cara:[1]
1.    Selalu merasa cukup sehingga tidak merasa kurang yang menyebabkan rasa sayang untuk mengeluaran uang. Orang yang selalu merasa kurang biasanya biasanya menjadi tamak untuk mengoleksi kekayaaan, sebaliknya menjadi pelit dalam membelanjakannya.
2.    Selalu ingat pada kematian, yang pada saat itu ia hanya mengenakan 7 lembar kain kafan serta bermukim dalam “bangunan tipe 21” (tanah 2 kali 1 meter saja), meski kekayaannya berlimpah. Karena semua harta akan ditinggalkannya setelah mati. Padahal mati sendir datangnya tak terduga.
3.    Menyadari bahwaa rizki sudah ada yang mengaturnya. Semua harta hakikatnya titipan Allah yang sewaktu-waktu bisa diambil, melalui kebakaran, kehilangan, dan cara-cara lainnya sesuai yang Allah kehendaki.
Indahnya berbagi, indahnya melihat rasa syukur orang-orang yang membutuhkan saat menerima sesuatu yang mereka butuhkan yang dititipkan Allah melalui tangan kita. Semoga kita temasuk orang-orang yang tidak pernah lupa bahwa dalam harta kita ada hak orang-orang kurang mampu, dan semoga Allah senantiasa menjadikan kita bagian dari hamba-hambanya yang bersyukur. Allahummaj’alniii minassy syakiriin, Aminnn.



[1] Dhurorudddin Mashad. Kisah dan Hikmah.  Halaman 23