Saturday, October 27, 2018

..................

Kadangkala

          BASA-BASI

Itu

           PERLU

Meskipun

           Itu

Terdengar

          BASI  ๐Ÿ˜ด๐Ÿ˜ด๐Ÿ˜ด๐Ÿช๐ŸŒ๐Ÿจ

Saturday, September 15, 2018

ASA BARU

source: https://www.google.co.id/url


Mengawali tahun baru ini dengan resolusi-resolusi yang menjadi target setiap individu dalam membuka lembaran baru. Kerap kita dengar salah satu proverb dalam bahasa inggris; man proposes, god disposes;  sesuai dalam Longman dictionary yang berarti manusia hanya bisa merencanakan, namun untuk keberhasilan misi tersebut, sang Pencipta menjadi penentunya. Dan pastinya ikhtiar untuk mewujudkan rencana-rencana ini merupakan suatu keniscayaan. Dalam firman-Nya pada surah Ar Ra’d:17 melalui Nabi Muhammad SAW, Allah SWT memerintahkan semua makhluk di muka bumi ini untuk terus berusaha agar mengubah nasibnya, karena perubahan itu merupakan suatu proses yang membutuhkan kegigihan untuk membalikkan keadaan menuju yang lebih baik. Tersurat pentingnya ikhtiar hingga perubahan itu perlu dikejar, bukan hanya ditunggu dengan bertopang dagu dan memeluk lutut.


Kerja Lanjut
Menetapkan tujuan sama halnya dengan menentukan titik bidik yang tepat dalam melangkah. Meringkas waktu dan energi yang akan kita keluarkan dengan menempuh jalan yang efektif dan efisien. Dalam dunia pendidikan misalnya. Setiap guru punya tujuan yang harus ditetapkan dan dideskripsikan pada pembukaan pertemuan agar tercapai kesepakatan antar orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu siswa dan guru. Tercapainya misi pembelajaran merupakan target yang akan diraih. Tentunya guru dalam hal ini mempunyai misi besar, yaitu para siswa harus menguasai materi secara komprehensif dan berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari pastinya. Bagaimana jalan yang ditempuh oleh sang pendidik ini?. Pendidik ini memilah materi-materi ini menjadi sub materi dalam porsi yang mudah dicerna anak didiknya. Strategi yang tepat dalam proses transfer ilmu pun digali. Proses praktek di kelas setelah perencanaan dan persiapan yang matang pun menjadi kegiatan yang menentukan goal yang ditetapkan di awal tercapai atau tidak. Teknik dan metode untuk mewujudkan pemahaman anak didik membutuhkan usaha keras pendidik untuk mejadi fasilitator yang mumpuni agar tercapai tujuan yang ditetapkan.

Begitu pula halnya dalam kehidupan, perlu menetapkan resolusi untuk 1 tahun, 3 tahun, atau 5 tahun ke depan. Penggagas media sosial facebook, Mark Zuckerberg, kesuksesannya yang dinikmatinya sekarang, bukan hanya dicapai dengan rancangan imajinasinya saja, namun tujuanlah yang menjadi pemompa semangatnya untuk menuju puncak. Bill Copeland mengatakan bahwa; masalah besar itu ketika dalam hidup tidak memiliki tujuan. Anda dapat menghabiskan hidup berlari ke sana ke mari berkeliling lapangan, namun tidak pernah mencetak gol. Tentunya kita tidak mau kan kehilangan arah seperti ini? Tiba-tiba saja pada usia 40 atau 50 tahun, kita baru menyadari, apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Seberapa banyak energi dan kesempatan yang telah terlewati ketika titik-titik vital yang harusnya kita lewati untuk mencapai goal itu, namun hanya terlewatkan begitu saja.

Tanggung jawab pada diri sendiri juga hal yang dilatih ketika kita mencoba menciptakan resolusi. Komitmen untuk memenuhi langkah-langkah yang telah kita tetapkan dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan segala ancaman untuk menuju target merupakan proses pembentukan tanggung jawab terhadap diri kita sendiri. Potensi untuk terus maju dengan menggali potensi terpendam dengan keluar dari zona nyaman dan selalu menantang dinamika merupakan manfaat yang bisa digali jika goal ini ditetapkan pada garis start. Memang ada  saatnya, lengah dan jenuh menghampiri untuk kerja lanjut menuju target. Rasa ini manusiawi, tapi bisikan-bisikan kiri ini bisa disiasati dengan mengingat penghargaan ketika kesuksesan itu sudah berada di dalam genggaman.


Menuju Asa 1440 H
Salah satu perkataan populer, yaitu “bidiklah bulan. Bahkan jika Anda gagal, Anda akan mendarat di antara bintang-bintang.” Sangat tepat rasanya dengan fenomena yang sering kita hadapi. Sasaran yang jelas akan membantu dari terhindarnya target yang meleset, jika pun meleset, tidak akan terlalu jauh dari bidikan awal. Nah, apa yang kita perlukan untuk membidik “bulan” ini?. Pikiran dan fisik harus sejalan. Jangan hanya cแบปt langแบปt yang dijadikan modal, sampai kucing bertanduk pun asa ini tidak akan pernah terwujud. Perlu resolusi yang jelas dan langkah-langkah yang tepat menuju sasaran yang bertuan.

Doa yang menjadi pengiring usaha menuju masa depan yang lebih baik merupakan kunci penting yang sepatutnya mesti diselipkan di setiap langkah. Motor penggerak menuju kesuksesan, dimana sang maha Rahman menjadi penentu asa itu tercapai sempurna atau tidak. Kesempurnaan dalam pencapaian merupakan iradah dari sang Maha Berkehendak. Tentunya yang pasti harus kita ingat, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Mulailah menetapkan tujuan. Analisislah peluang dan ancaman yang akan menjadi warna-warni perjalanan menuju asa. Jadikanlah kegagalan sebagai batu loncatan untuk meraih jenjang yang lebih tinggi dari sudut yang berbeda. Berdirilah pada setiap sudut ketika merasa buntu. Imajinasikan manfaat secara nyata dalam pikiran dan komitmen nyata dalam tindakan. Selamat tahun baru islam 1440 H.

Siti Sarayulis, S.I.Kom., M.A.
Guru SMPS Sukma Bangsa Lhokseumawe
Email: yulishasanudddin@gmail.com

Tuesday, August 21, 2018

Literasi di Hari Kemerdekaan



Suatu keniscayaan bagi setiap pribadi yang hidup di tanah air Indonesia untuk memahami arti kemerdekaan. Begitu halnya siswa-siswi SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan karnaval untuk merayakan ulang tahun Republik Indonesia ke 73 di Lapangan Hiraq Lhokseumawe. Mereka diwajibkan untuk memeriahkan kemerdekaan ini di Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe dengan mengikuti kegiatan literasi.
Sebelum kegiatan literasi dimulai, pemaknaan kemerdekaan menurut para siswa merupakan kegiatan pertama yang dipandu oleh Ibu Siti Sarayulis. Jawaban yang bervariasi berdasarkan pendapat para siswa mengawali kegiatan kami pada 18 Agustus lalu setelah kegiatan berdoa dan absensi siswa. "Bebas dari penjajahan", jawab salah seorang siswi ketika ditanyai makna kemerdekaan menurutnya. Ada pula yang menyeletuk, "bebas dari tembak-menembak". Beberapa jawaban lainnya bermuara pada terjamin rasa aman yang kita rasakan hingga sekarang.
Bukan tanpa dasar pemilihan kegiatan utama kami pada hari itu, yaitu kegiatan literasi. Memerdekakan rasa ingin tahu kami terhadap berbagai pengetahuan merupakan tujuan utama kegiatan. Pastinya sebelum kegiatan mengulik buku dimulai, Ibu Suci Aulia Zahman menciptakan keakraban di antara para siswa dengan duduk secara melingkar dan melaksanakan ice breaker “Du Bi Dam”. Meskipun ini hanya variasi tepukan berdasarkan aba-aba kata “Du Bi Dam”, semangat para siswa dalam mengikuti instruksi patut diapresiasi. Dibutuhkan konsentrasi agar ketepatan untuk mencapai keselarasan antara gerakan dan aba-aba. Tujuan ice breaker ini untuk membangkitkan semangat dan konsentrasi siswa sebelum melaksanakan kegiatan.


Setelah permainan “Du Bi Dam” selesai, kegiatan utama dimulai. Semua siswa membaca buku yang mereka bawa dari rumah. Kegiatan membaca dilaksanakan sekitar 45 menit. Siswa bebas duduk di mana saja bersama teman-teman untuk membaca. Bu Suci dan Bu Yulis juga menginstruksikan semua siswa untuk kembali duduk dalam lingkaran setelah 45 menit membaca untuk melaksanakan kegiatan lanjutan yakni “share reading”. Kegiatan membaca berlangsung dengan lancar.
Dalam kegiatan share reading, semua siswa diwajibkan membagi dan bercerita hasil rangkuman bacaan mereka masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan informasi dan ilmu baru dari buku yang berbeda yang diceritakan teman tanpa harus membaca. Kegiatan share reading dimulai dengan duduk membentuk lingkaran. Setelah semua siswa siap, kegiatan berbagi bacaan pun dimulai dipandu oleh Bu Suci dan Bu Yulis. Secara bergantian, siswa yang menerima mic langsung menceritakan hasil bacaannya. Satu persatu siswa selesai berbagi bacaan dan kegiatan “literasi kemerdekaan” pun selesai. Kegiatan kami ditutup dengan ucapan terima kasih guru kepada siswa yang aktif dan partisipatif dalam mengikuti kegiatan.

Salam Literasi,


Suci Aulia Zahman & Siti Sarayulis


Tuesday, March 27, 2018

TANGGUH DAN PENANGGUH



Pekerja tangguh dan penangguh kerja adalah dua gabungan kata yang jelas mempunyai makna yang sangat bertolak belakang. Kata pertama mengindikasikan pekerja yang penuh dedikasi. Sebaliknya kata kedua, hmmmm menunjukkan rasa nano-nano, bertanggung jawab ia, tidak bisa juga dikatakan tidak bertanggung jawab, karena pada akhirnya juga dikerjakan. 

Menangguhkan bukan berarti tidak mengerjakan, tapi hanya menunda-nunda hingga detik-detik terakhir menuju deadline aka last minute.

Ada memang sebagian orang yang bertipe last minute, bersenang-senang di awal, bersusah-susah di akhir untuk mencapai tujuannya. Apakah hasil akhirnya sempurna atau tidak, saya juga kurang tahu rasanya bagaimana, karena saya bukan tipe yang seperti ini. 

Saya lebih suka nyicil alias nyetok atau dikerjakan di awal, kemudian revisi semua kewajiban saya seiring menuju deadline. Itu karena saya sadar saya itu bukan pekerja tangguh dan juga tidak mau menjadi penangguh kerja. 

Jika dari kaca mata saya, tangguh dan penangguh sama-sama orang yang tangguh, karena yang membedakan mereka hanya pilihan waktu untuk menunaikannya. 

#Bebas berpendapat, ini hanya my opinion
#inspired by my kawan seperjuangan yang setronggggg alias tangguh๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰, they are really strong women, stay strong ya friends ๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช
#coret-coret efek rindu kerja karena wajib istirahat dulu 

Wednesday, January 31, 2018

Super Blue Blood Moon



Tepat malam ini, Rabu (31 January 2018) malam. Super blue blood moon terjadi lagi setelah terjadi 152 tahun lalu (13 Maret 1866).  Supermoon merupakan jarak dekat bulan dengan bumi sehingga terlihat lebih besar, bluemoon merupakan bulan purnama ke dua dalam satu bulan masehi. Bloodmoon merupakan bulan berwarna merah darah selama gerhana bulan total. Dan super blue blood moon yang terjadi malam ini merupakan gabungan dari supermoon, bluemoon, dan bloodmoon.

Malam ini hampir seluruh masyarakat Aceh melakukan shalat gerhana  bulan. Shalat ini sedikit berbeda dengan shalat sunat biasa. Hal ini pun tergantung niat ketika memulai shalat.

Di dayah Madinatuddiniyah Darul Huda Paloh Gadeng, shalat khusuf diimami langsung oleh Abu Paloh Gadeng, Tgk. H. Musthafa H. Ahmad. Makmumnya merupakan santriwan dan santriwati dayah serta sejumlah masyarakat yang menunaikan shalat maghrib.

Sebelum memulai shalat, Abu Paloh Gadeng  menginformasikan tata cara shalat gerhana bulan. Shalat gerhana merupakan shalat yang fadhilahnya nomor urut 2 dalam mengumpulkan pahala setelah shalat sunat 2 hari raya. Berikut tata cara yang disampaikan Abu:

Niat salat gerhana ada 2. Niat akmal: 1) ketika niat membayangkan 2 kali berdiri dan 1 ruku'.
2) Ketika niat tidak membayangkan 2 kali berdiri, maka shalatnya seperti shalat sunat biasa seperti shalat sunat setelah shalat maghrib.

Bacaan setelah fatihah pertama; albaqarah, ali imran, annisa, dan al maidah.

Niat: sahaja lon sembahyang sunat gerhana bulan lon ikut imam 2 rakaat karena Allah swt (ketika takbir).

Fatihah, surat albaqarah, ruku' (Sami'allahu liman hamidah), i'tidal, fatihah, ali imran, ruku', i'tidal, sujud, duduk antara 2 sujud, sujud, bangun rakaat ke dua sebagaimana rakaat pertama. Namun, surat yang dibaca dilanjutkan dengan surat an nisa dan al maidah (khusus untuk surat yang dibaca boleh diganti, misalnya adhhuha, al quraisy di rakaat pertama. Kemudian, pada rakaat ke dua al qadr dan an nashr).

Friday, January 26, 2018

Aku, Kamu, Dia dan K????


Kenapa itu judulnya?
Mau jadi peramal ya??
Kamu itu jauh
Dia!!! Lebih jauh lagi
Aku ya aku..
Apa itu K???
Semakin gak jelas kamu
Tapi, tak masalah, aku mau tahu…

Kamu itu aneh
Masak ia kamu mau jadi orang aneh terus-menerus
Gak bosan kamu???
Tapi, kamu bilang jenuh
Tapi, kenapa kamu masih di situ-situ aja
Makanya kamu jadi aneh, tidak konsisten

Dia????
Apakah dia ini nyata???
Tidak, dia semu

Jadi, dia makhluk astral?
Bukan, kamu yang astral

Berarti kamu absurd?
Memang

Jadi kamu itu siapa?
Kamu itu???
Aku
Aku lah si kamu itu

Berarti kamu dari tadi ngatain aneh untuk kamu sendiri?
Ia, untuk apa mencemoohkan orang lain?
Karena kamu itu adalah aku
Aku yang menulis ini
Aku adalah aku
Aku yang sudah jenuh dengan sesuatu yang semu

Jadi dia itu siapa?
Entahlah, dia ada, tapi cuma karena kata yang berawalan K
Aku berhenti menganggap dia ada
Dia dengan K susah disandingkan

Memangnya K itu apa?
Kambing, kunyit, kecoak, kelelawar, kumbang, atau kurma?
Komitmen eeee
Masak itu aja gak tahu…

Eee, jangan salah, jangan praduga dulu
Kadang kata K itu sudah disandingkan dengan yang lain, bukan dengan kamu
Makanya kamu move on dong
Jangan waiting terus, ujung-ujungnya Nothing

Terus, kenapa kamu tidak pernah coba colek dia?
Mustahilllll
Apa karena kata komitmen itu???
Nah, itu dia maksudku
Karena dia gak pernah menyatakan posisiku dimana
Memangnya kamu gak pernah mancing?
Udah hampir putus tali pancingannya, bikin makan hati

Aku sekarang mau balik ke aku
Pusing aku jika kamu jadi aku
Walaupun dari tadi kamu itu juga aku

Jangan-jangan selama ini kamu GR
Tenang aja, belum sekapital itu GR ku
Aku baru merasakan gR
Tapi gR itu sudah pupus sekarang
Hanya tinggal gr saja yang tidak berarti apa-apa

Silaturahmi
Sekarang ini hanya sekedar silaturahmi
Tidak lebih, tidak kurang

Pokoknya mau tetap di titik silaturahmi ini
Jadi, gak baper-an lagi

Pernah berharap tidak dulu sama dia?
Mau yang jujur dari dalam hati sanubari yang terdalam??
PERNAH
Harapanku dulu, dia+Komitmen itu yang diharapkan
Semestinya dia+komitmen+aku itu harapanku
Semestinya harapan itu dijadikan nyata
Sudah sama-sama mapan juga
Tapi, apa boleh buat, misi kami berbeda

Penyebabnya bisa jadi….
Karena…
Kami lupa presentasi visi-misi kami di awal

Hmmm…tiba-tiba teringat kata-kata Felix Siauw
Ini kata-kata juga membuatku sadar untuk berhenti
Merenungi perjalanan aku dan dia selama 2 tahun
Perjalanan bukan berarti boncengan ya…
Hanya sekedar tukaran kabar melalui media remaja itu lho
Ia, media social namanya
Padahal mau melalui perantara wali, berlanjut tatap muka…

Mana kata Felix Siauw nya???
Ia, sabar …..
Ini dia….

Felix Siauw Bersamamu karena-Nya
Banyak yang bersama tapi tidak bahagia, banyak juga yang bahagia walau tidak bersama
Mengetahui mengapa harus bersama itu sebab bahagia, karena menjadikan tahu kebersamaan itu harus dibawa kemana dan bagaimana caranya.
Sedang kebersamaan semata akan berlalu tanpa makna, berujung pada kejenuhan, bersama tapi tidak merasa, berdua tapi sia-sia.
Pun mengetahui alasan untuk berpisah menjadikan kita punya makna meski kita tak bersama, ada bahagia walau tak berdua, karena tahu mengapa tak bersama.
Bila sebab semuanya adalah “karena Allah” maka bahagialah yang selalu membersamai, bila sebabnya selain itu, bersiagalah dengan penyesalah.

Nah, bertanya-tanya kan?
Selama ini mengapa aku+dia harus bersama?
Akan dia+aku bawa kemana kebersamaan ini?
Jalur mana yang harus dia+aku tempuh?
Ini yang tidak pernah aku+dia omongin dari sekian obrolan aku+dia

Memang hanya sekedar chitchat
Namun, serius itu meninggalkan KESAN di hatiku
Kesan sama dengan rasa kan?
Rasa yang tidak semestinya itu dosa kan?
Tapi aku tidak tahu dengan dia
Aku tidak bisa menebak, ujung-ujungnya sok tahu

Daripada menyesal, makanya sekarang mau siaga
Jika dia segera menemui wali atau orang tuaku
Urung hati ku masukkan ke bengkel
Kan memang hatiku udah ke dia….
Eeeeaaaaa….

Namun…..
Jika dia+K itu masih lama
Cukup sudah aku+dia mengukir cerita melalu obrolan
Hatiku mau kumasukkan ke bengkel hati
Agar niatku terarah dan konsisten
Doakan ya reparasi hatiku berjalan lancar  dan segera dipertemukan-NYa dengan dia+K yang lain
(*_*)


#menunggu
#insyaa Allaah
#karena Allah
#ngalor-ngidul
#suka-suka
#corat-coret


Paloh Gadeng, Jumat / 26 Januari 2018/ 10 Jumadil Awal 1439 H/ 10.43 WIB

Friday, January 19, 2018

Buram


Brrrrrrrr
Makna....
Makna....
Hmmmmm...ia makna...
Tak ada sesuatu pun yang tidak memiliki makna

Ada...ia ada yang tidak bermakna
Bukan tidak bermakna
Tapi, hanya menunda untuk dimaknai

Tunda...
Hmmmm, tunda....
Tidak jauh beda dengan malas
Malas, musuhnya si rajin
Nyata, terasa, namun tidak terlihat

Rasa...
Ia, rasa...
Seharusnya si rasa ini harus segera dimaknai
Sebelum rasa itu tidak berasa lagi

Ia.. hambar... hambar...
Jelas tidak jelas rasanya jika sudah hambar
Rasa yang tidak bermakna
Kenyang tapi tidak berasa
Nikmat namun tidak bermakna...

Paloh Gadeng, Jumat, 19 January 2018 / 3 Jumadil Awal 1439 H, 20.19 WIB