يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(183)
Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa,(Q.S Al- Baqarah, 183)
Alhamdulillah masih diberi
kesempatan oleh Sang Maha Rahman, Maha Rahim untuk mencicipi bulan yang penuh
berkah ini. Bulan di mana 10 hari pertama terkandung rahmat, 10 hari kedua
Maghfirah (pengampunan), dan 10 hari ke tiga ‘itqun minan-nar (dibebaskan dari
api neraka). Bulan yang seharusnya setiap umat mensyukuri masih dapat melalui
30 hari sebelum mencapai bulan Syawal. Bulan dimana setiap umat manusia menjadi
pengendali bagi hawa nafsunya sendiri. Bulan dimana dengungan kalam Allah di
setiap sudut bumi dilantunkan. Bulan di mana rasa keterikatan batin dengan rumah
Allah seharusnya semakin dieratkan. Bulan dimana 10 malam-malam terakhir disemikan
dengan bersimpuh kepada-Nya.
Bagi saya pribadi, bulan
ini double hikmah. Hikmahnya tidak jauh-jauh dengan “waktu”. Hikmah waktu pertama:
Alhamdulillah saya masih dianugerahi waktu untuk bisa saya manfaatkan bulan
yang penuh berkah ini (semoga bulan ramadhan tahun ini lebih baik daripada
tahun sebelumnya, amiiin ya Allah). Hikmah yang ke dua: ramadhan tahun ini
bertepatan dengan menjelangnya bertambah umur (meskipun di bulan juli nantinya,
tepat tanggal 1), banyak harapan dan asa yang ingin saya capai (berusaha dan
bermohon kepada sang Mujibud-du’a dengan memanfaatkan keampuhan bulan yang
sudah dijamin berkah ini); ketetapan hati dalam iman dan islam, senantiasa
bersyukur dan mengingat sang Khaliq (Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa
syukrika wa husni ‘ibaadatika ya Allah), kesabaran dalam menanti iman yang
senantiasa harus dipupuk (rabbi hablii min ladunka zaujan thayyiban wa yakuunu
shahiban lii fid dunya wal aakhirah, amiin allahumma amiin), rasa iri, dengki,
dan hati yang condong kepada dunia yang harus dibasmi (Allahumma Laa taj’alid
dunya Akbara hamminaa, aminn ya Allah), serta memohon agar senantiasa diberi
kesehatan dan kemampuan untuk membahagiakan ke dua orang tua (Allahummaghfirlii
dzunuubii wa liwalidayya war hamhumaa kamaa rabbayannii shaghiraa). Hanya
kepada Allah lah tempat mengadu, meminta, memohon, mengiba, dan berserah diri.
Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir. Ud’unii astajibu
lakum. Semoga dipertemukan dengan ramadhan tahun depan. Amiin, Amiin, Amiin
Bireuen,
Jumuah Barakah (Jumat pertama), 10 juni 2016, 05 Ramadhan 1437 H
Siti
Sarayulis Binti Tgk. Hasanuddin Bin Tgk. H. Usman